Minggu, 01 Mei 2016

Jakarta Bangun Berbagai Konsep Rusun untuk Nelayan

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, akan membangun berbagai konsep rumah susun (rusun) untuk nelayan. Sehingga nelayan yang akan direlokasi memiliki banyak pilihan untuk menempati rusun.
" Kami punya pilihan buat nelayan, Anda mau tinggal di rusun tematik Rusun Muara Angke, Anda mau di Kepulauan Seribu dengan budidayanya atau di Cakung Green"
Konsep yang ditawarkan seperti rusun tematik di Muara Angke, rusun dengan budidaya ikan maupun hasil laut di Kepulauan Seribu atau rusun di Cakung Green. Sehingga nelayan tetap memiliki mata pencaharian seperti biasanya.

"Kami juga mau bikin pengolahan ikannya, supaya nelayan naik. Silahkan nelayan mau tinggal yang mana. Kami punya pilihan buat nelayan, Anda mau tinggal di rusun tematik Rusun Muara Angke, Anda mau di Kepulauan Seribu dengan budidayanya atau di Cakung Green," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (29/4).

Basuki mengaku sengaja memperbanyak rusun untuk nelayan. Karena ke depan penataan kawasan pesisir pantai akan diperluas. Sehingga nelayan juga memiliki pilihan untuk tempat tinggalnya.

"Jadi sengaja kami bagi supaya bebas. Karena nanti Kali Item mau saya bongkar karena mereka reklamasi nutupin hilir, makanya Angke  dan Kanal Banjir Barat susah turun. nah itu yang mau kita gali, bikin tanggul," tegasnya.

Lokasi lain yang juga direncanakan dibangun rusun yakni di lahan milik Nusa Kirana. Basuki berencana membeli lahan seluas 300 hektare untuk pembangunan superblok. Nantinya rusun-rusun itu diperuntukan bagi pekerja di Port of Jakarta.

"Seperti lahan milik Nusa Kirana. Dia kan mau perluasan di Kelapa Gading 300 an hektare, perusahaan real estate nih. Saya mau tawar boleh nggak jual untuk pemerintah. Kalau boleh beli, kami mau bangun superblok untuk semua pekerja di Port of Jakarta,"

Aksi Buruh MAY DAY Sisakan 7,5 Ton Sampah

(May Day) Aksi demo ribuan buruh merayakan Hari Buruh Sedunia meninggalkan banyak sampah bertebaran di sejumlah titik. Sudin Kebersihan Jakarta Pusat mencatat setidaknya terdapat 7,5 ton sampah yang dihasilkan pasca-aksi demo tersebut.
" Untuk kawasan Monas sejak pagi tercatat ada 6 ton sampah yang kita bersihkan"
Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat, Marsigit mengatakan, untuk kawasan Monas tercatat terkumpul sebanyak enam ton sampah. Umumnya sampah adalah sisa bekas makan siang para pendemo yang dibuang sembarangan.

"Untuk kawasan Monas sejak pagi tercatat ada 6 ton sampah yang kita bersihkan," ujarnya, Minggu (1/5).
Sedangkan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) hingga sore tadi hanya terkumpul sebanyak 1,5 ton sampah.

Kepala Seksi Kebersihan Tanah Abang, Zulkarnaini mengatakan, di sekitar GBK ada sebanyak 35 petugas yang disiagakan. Tumpukan sampah sendiri paling tinggi terlihat saat pengunjuk rasa mulai meninggalkan lokasi.

"Tadi paling banyak di depan MPR/DPR, soalnya banyak pengunjuk rasa makan siang di sana dan sampahnya dibuang begitu saja," katanya.

Selain itu, sambung Zulkarnaini, tumpukan sampah juga terlihat di Jalan Asia Afrika. Pasalnya di lokasi tersebut dijadikan sarana parkir bus dan banyak pedagang sehingga banyak sampah berceceran.

"Tapi petugas kita langsung gerak bersihkan sampah. Nanti setelah mereka semua selesai kita bersihkan kembali, jadi besok relatif lebih bersih,"