Minggu, 27 April 2014

Dua Proyek Kampung Deret di Jaktim Dibatalkan


Proyek kampung deret di RW 06 Kelurahan Munjul dan RW 05 Kelurahan Pulogebang, Jakarta Timur akhirnya dibatalkan.

" Setelah dilakukan peninjauan langsung, ternyata RW 06 yang akan dijadikan kampung deret itu tidak layak"
Tim Verifikasi Proyek Kampung Deret Pemkot Administrasi Jakarta Timur, Tonny, mengatakan, dua dari 13 RW yang masuk dalam program kampung deret tahun 2014 ini akhirnya dibatalkan. Proyek kampung deret di Kelurahan Munjul dibatalkan karena lokasi dianggap tidak layak. Sedangkan RW 05 Pulogebang ditolak warga setempat.

"Setelah dilakukan peninjauan langsung, ternyata RW 06 yang akan dijadikan kampung deret itu tidak layak," ujarnya, Minggu (27/4).

Pasalnya, kata Tonny, sesuai dengan Peraturan Gubernur No 64 Tahun 2013, yang menjadi landasan proyek kampung deret, yang berhak dijadikan kampung deret haruslah pemukiman padat dan kumuh. Namun setelah dilakukan peninjauan, RW 06 Kelurahan Munjul itu tidak masuk ke dalam dua kategori tersebut. "RW 06 hanya kumuh, namun tidak padat. Sedangkan RW 05 Pulogebang dibatalkan karena ditolak warga setempat," katanya.

Dijelaskannya, ke-13 RW yang masuk program Kampung Deret di Jakarta Timur yakni, RW 02 Rawamangun, RW 04 Pulogadung, RW 09 Palmeriam, RW 01 Kayumanis, RW 15 Pisangan Timur, RW 06 Munjul, RW 07 Kelurahan Tengah, RW 06 dan RW 09 Cipinang Besar Selatan, RW 02 Klender, RW 13 Duren Sawit, RW 08 Penggilingan, dan RW 05 Pulogebang.

Sementara untuk total kuota penerima program kampung deret sebanyak 1.400 pintu atau KK. "Dua lokasi yang dibatalkan akan dialihkan ke lokasi yang lain,"


Sumber: berita jakarta

Polisi Usut Kasus Tewasnya Mahasiswa STIP


Kematian Dimas Dikita Handoko, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, Jakarta Utara, masih menjadi misteri. Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi masih terus mendalami motif di balik tewasnya mahasiswa asal Medan, Sumatera Utara, tersebut.

" Kami masih mendalami motifnya. Untuk sementara informasi yang kami terima dari para tersangka adalah itu"
Kapolres Jakarta Utara, Kombes M Iqbal mengatakan, pihaknya mendapat laporan langsung dari rumah sakit jika mahasiswa STIP meninggal secara tidak wajar. Mengenai motifnya, karena ada pembinaan yang dilakukan oleh oknum senior kepada yunior yang sangat berlebihan. Namun, pihaknya masih terus mendalami motif di balik tewasnya Dimas tersebut.

"Kami masih mendalami motifnya. Untuk sementara informasi yang kami terima dari para tersangka adalah itu," ujarnya, Sabtu (26/4).

Sementara itu, Siagian (45) pemilik kos tempat perpeloncoan mahasiswa STIP Marunda, mengaku tidak tahu soal kekerasaan yang terjadi di rumahnya. Namun, sekitar pukul 22.00 WIB kemarin, ia sempat bertanya kepada salah satu tersangka yang kos di rumahnya yang mengaku sedang menelepon ke Medan.

"Memang saat itu saya tanya ke salah satu mereka yang sedang menelepon, dia jawab sedang telepon Bapak di Medan," jelasnya.

Ia mengaku, tidak mengetahui sama sekali kejadian yang menewaskan Dimas tersebut. Sebab, tempat kos korban selalu ramai.

"Mereka lebih sering kumpul di sini, karena dekat dengan tempat biasa mereka main futsal," tambahnya.

Seperti ramai diberitakan, Dimas Dikita Handoko, mahasiswa STIP semester I diketahui meninggal dunia pada pukul 03.00 di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara. Meski telah menetapkan beberapa tersangka, polisi masih terus mendalami kasus tersebut.


Sumber: berita jakarta