Selasa, 07 Januari 2014

Penutupan Terminal Lebak Bulus Sudah Final

Penutupan Terminal Lebak Bulus Sudah Final !!!!. Meski penutupan Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Lebak Bulus urung dilakukan sesuai jadwal semula yakni pada 7 Januari, namun Pemprov DKI Jakarta menegaskan tetap akan menutup terminal tersebut. Hal ini dilakukan demi pembangunan mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) agar tidak mungkin tertunda kembali.



"Meski ditunda tidak akan mengganggu. Karena semuanya sudah sesuai jadwal," ujar Jokowi, Gubernur DKI Jakarta di Balaikota, Selasa (7/1).

Ditegaskan Jokowi, penutupan tetap akan dilakukan karena pembangunan MRT tidak bisa ditunda lagi. Terkait permintaan sejumlah pihak di terminal tersebut yang menginginkan penutupan dilakukan setelah Lebaran tahun ini, ditegaskan Jokowi permintaan itu tidak akan dikabulkan. "Sudah final dan harus ditutup. Pembangunan MRT ini sudah terlambat 25 tahun. Sekali kita mundur, biayanya akan semakin mahal," kata Jokowi.

Mantan Walikota Surakarta ini pun menyayangkan kurang baiknya sosialisasi penutupan Terminal Bus AKAP Lebak Bulus sehingga masih ada sejumlah pihak yang menolak dan belum memahami rencana ini.

Jokowi pun meminta Dinas Perhubungan (Dishub) segera melakukan pertemuan kepada semua pihak seperti, sopir, PO Bus, ormas dan PKL untuk menjelaskan dan menyampaikan rencana ini dengan baik.

Pihaknya, kata Jokowi, belum bisa memastikan kapan penutupan Terminal AKAP Lebak Bulus dilakukan. "Secepatnya. Pokoknya secepatnya dan harus ditutup," ucap Jokowi.

Secara terpisah, Direktur Utama (Dirut) PT MRT, Dono Boestami membenarkan, penundaan penutupan Termina Bus AKAP Lebak Bulus tidak akan mengganggu rencana pembangunan MRT. Sebab, pekerjaannya bisa digeser ke lokasi lain terlebih dahulu, sehingga semua bisa rampung sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Ditambahkan Dono, setelah Terminal Bus AKAP Lebak Bulus ditutup, pihaknya langsung memasang pagar dan perkirakan akan rampung selama enam bulan. "Kita coba siapkan yang lain yang bisa dilakukan‬. Untuk pasang pagar saja mungkin enam bulan baru selesai. Setelah pagar, lalu peralihan jalur kendaraan," tandasnya.
 

Cabe-cabean Bikin Betah Warga Rusun Marunda

Cabe-cabean Akan Bikin Betah Warga Rusun Marunda , karena sebentar lagi suasana di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, yang masih gersang akan dihijaukan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dengan memperbanyak tanaman sayur-mayur. Tanaman itu akan ditanam di bangunan green house senilai Rp 225 juta. Dengan kondisi lingkungan yang hijau diharapkan warga semakin betah dan nyaman tinggal di rusun (rumah susun). Terlebih, sayuran itu bisa menghasilkan pendapatan tambahan bagi warga.

"Mau dibangun green house di sini. Nanti akan ditanam tanaman hidroponik seperti sawi-sawian, cabe-cabean, kol- kolan, selada, kailan. Nanti kita lihat, persiapannya sudah dilakukan," ujar Jokowi di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Senin (6/1).

Green house yang akan dibangun tersebut, kata Jokowi, menggunakan teknologi pertanian. Pihaknya bahkan melibatkan konsultan di bidang pertanian untuk memberikan penyuluhan kepada warga dalam mengembangkan green house. Pemilihan tanaman jenis sayuran dikarenakan selain dapat dikonsumsi langsung oleh warga rusun, juga dapat diproduksi dan menghasilkan pendapatan bagi warga yang menanam.

"Itu nanti dijual, lalu soal pasarnya sudah ada, kita buat itu karena sudah ada. Nanti dengan dinas yang awasi. Ini mangga sudah ditanam. Terus kita mau buat green house yang besar, ada hidroponik yang bisa memberikan tambahan income ke warga," kata Jokowi.

Ke depan jika, jika green house tersebut terbukti mampu menghasilkan pendapatan bagi warga, maka proyek tersebut juga akan dilakukan di rusun-rusun lainnya. "Ini akan kita jadikan percontohan, jika berhasil ditularkan ke rusun lainnya juga," ucapnya.

Nantinya, akan dipilih beberapa warga untuk mengelola kebun sayuran itu. Jokowi juga sudah menjanjikan pasar untuk hasil panennya. "Nanti kita pilih warga yang minta dan yang tangannya `dingin`. Kalau pasarnya sudah ada tidak perlu khawatir," kata Jokowi.

Ia pun mengatakan, untuk membangunan green house dan kebun hindroponik tersebut, pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp 225 juta. Ia pun mengaku tak masalah mengeluarkan dana ratusan juta rupiah asalkan warga di Rusun Marunda menjadi produktif dan menambah ilmu bercocok tanam.

"Tanamnya harus dengan teknologi. Dengan ini lebih cepat menghasilkan, akhir bulan sudah panen," tandasnya.