Jumat, 13 Juni 2014

Pemindahan Loket Monas untuk Tingkatkan Pengunjung

 Pemindahan Loket Monas untuk Tingkatkan Pengunjung

Keberadaan loket Monas yang selama ini ada di dalam ditengarai menjadi pemicu banyaknya pedagang kaki lima (PKL) berjualan di kawasan tersebut. Rencana pemidahan loket ke pagar depan dan pengunjung akan dikenakan biaya tiket sebesar Rp 5.000, tidak membuat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta khawatir jumlah pengunjung akan menurun. Justru dengan perubahan itu membuat kawasan tersebut menjadi aman dan nyaman sehingga pengunjung pun akan ramai berdatangan.
"Kita harus berpikir positif ya. Monas harus tertib, aman dan nyaman. Jika citra tersebut terbentuk, maka akan meningkat orang yang ke sana "
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, target Monas adalah harus aman, tertib dan nyaman. Jika hal tersebut dapat diciptakan, maka jumlah orang yang datang akan meningkat.
“Kita harus berpikir positif ya. Monas harus tertib, aman dan nyaman. Jika citra tersebut terbentuk, maka akan meningkat orang yang ke sana," kata Arie di Balaikota, Jumat (13/6).
Lebih lanjut, menurut Arie, mensterilkan kawasan Monas dari PKL bukanlah hal yang tidak mungkin. Pasalnya, hal tersebut pernah dilakukan pada saat festival keraton yang digelar di kawasan Monas beberapa waktu lalu.
"Monas pernah steril dari PKL selama 5x24 jam, pada waktu festival keraton dan masyarakat senang. Jika hal tersebut dilakukan secara konsisten, maka Monas akan jauh lebih baik," ucapnya.
Ia menambahkan, agar Monas tetap steril, jangka pendeknya adalah petugas keamanan bukan dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan harus mempunyai kriteria tertentu, agar tidak terjadi lagi oknum yang mencari keuntungan.
"Harus ditentukan dulu kriteria dari petugas keamanan dan harus terlatih. Apakah dari tentara atau polisi. Itu soal berikutnya. Tapi, kalau petugas keamanan dari PNS, apakah dari Satpol PP, maka sami mawon," tandasnya.

sumber:berita jakarta

JLNT Akan Berubah Fungsi

 JLNT Akan Berubah Fungsi

Jalan Layang Non Tol (JLNT) yang selama ini digunakan sebagai jalur umum untuk kendaraan pribadi akan diubah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk membenahi transportasi massal di ibu kota, jalur tersebut akan diubah menjadi jalur khusus transportasi massal.
" Beberapa jalan layang non tol diubah jadi khusus untuk bus. Nanti ada sky bridge yang nyambung ke gedung-gedung, supaya nanti orang yang mau naik bus tinggal lewat di situ"
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, pihaknya akan membangun sejumlah jembatan penghubung ke gedung perkantoran yang dekat dengan JLNT.
"Beberapa Jalan Layang Non Tol diubah jadi khusus untuk bus. Nanti ada sky bridge yang nyambung ke gedung-gedung, supaya nanti orang yang mau naik bus tinggal lewat di situ," ujar Basuki di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (13/6).
Dengan perubahan itu, Basuki berharap warga Jakarta mau beralih ke transportasi massal ketimbang membawa kendaraan pribadi untuk kegiatan formal maupun rekreasi bersama keluarga.
"Makanya kita juga mau siapin bus tingkat. Nanti para lansia yang selama ini kesusahan naik Halte Transjakarta tinggal naik itu saja. Karena kan dek-nya rendah. Jadi untuk naik tinggal nunggu di pinggir jalan saja," tuturnya.
Sekadar diketahui, salah satu JLNT di Jakarta yang letaknya di kawasan perkantoran adalah JLNT Casablanca, yang diresmikan penggunaannya pada Januari 2014 lalu. Jalan tersebut menghubungkan kawasan Tanah Abang di Jakarta Pusat, dan Kampung Melayu di Jakarta Timur.


sumeber: berita jakarta