Senin, 24 Februari 2014

Pedagang Blok G Akan Diberi Kios Gratis Setahun


Pedagang Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang telah mendapat sewa kios gratis selama 6 bulan, akan mendapat dispensasi gratis kembali dari Pemprov DKI untuk 6 bulan berikutnya. Kebijakan ini diambil Pemprov DKI, karena kondisi kios pedagang yang masih sepi pembeli.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan, cara ini diharapkan bisa menahan pedagang lainnya untuk tetap bertahan di Blok G. "Yang gratis mau diperpanjang untuk enam bulan berikutnya," kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (24/2).

Namun hal itu, lanjut Jokowi, tidak akan diberikan kepada pedagang yang telah pergi sebelumnya. Bahkan, pedagang tersebut terancam kehilangan kiosnya. "Tak boleh kembali kalau sudah keluar. Ini hanya untuk pedagang yang masih bertahan," ujarnya.

Selain itu, Jokowi pun berjanji akan mencarikan solusi untuk menarik pengunjung ke Blok G dengan cara lain. Mengingat dengan cara-cara yang sudah dilakukan, seperti promosi melalui iklan, hadiah mobil bagi pembeli, dan menggelar hiburan setiap akhir pekan, dirasa kurang tepat. Terutama agar pembeli mau datang ke lantai tiga, karena lantai itu mulai ditinggalkan. "Mau dicari magnetnya, yang sudah tinggalkan lantai tiga, mau kita carikan magnet," jelasnya.

Tidak hanya itu, PD Pasar Jaya juga berencana memindahkan tukang sablon di Pasar Senen, Jakarta Pusat ke lantai tiga Blok G Tanah Abang. Rencana tersebut juga didukung oleh Jokowi. Dengan begitu, diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi pengunjung. "Misalnya di Senen ada tukang sablon, harus ke lantai tiga,"



Sumber: berita jakarta

Jokowi Akan Ajukan PK Untuk Taman Ria


Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) akan mempertimbangkan pengajuan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) untuk kasus Taman Ria Senayan.

Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan, pihaknya akan menggunakan peluang sekecil apapun untuk mempertahankan lahan tersebut sebagai RTH. Sehingga jika masih bisa mengajukan PK, langkah tersebut akan diambil. "Kita akan melihat lagi, sekecil apapun peluang akan kita gunakan," kata Jokowi, saat meninjau pembangunan tanggul di Jalan S Parman, Jakarta Barat, Senin (24/2).

Namun, lanjut Jokowi, pihaknya harus mengumpulkan data-data baru untuk mengajukan PK. Sebab data-data yang diajukan sebelumnya kurang lengkap sehingga kalah dalam persidangan. "Saya tidak mengerti apakah masih bisa di atas kasasi. Tapai kalau mau PK kita harus punya alasan yang baru," ujarnya.

Diakui Jokowi, permasalahan Taman Ria Senayan bermula dari pemberian izin pempimpin sebelumnya. Terlebih lahan tersebut merupakan milik Sekretariat Negara (Setneg) yang bekerjasama dengan pihak swasta.

"Saya harap tetap jadi RTH, tapi sekali lagi ada keputusan hukum yang kita patuhi. Kalau kita tetap lahan hijau, upaya itu yang akan kita lihat," ucapnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta kalah dalam kasasi yang diajukan oleh PT Ario Bimo Laguna Perkasa terhadap kasus penggunaan lahan Taman Ria Senayan. Sehingga lahan untuk RTH tersebut terpaksa berubah manjadi kawasan komersil. Pemprov DKI menolak pembangunan mal lantaran lahan tersebut akan dijadikan hutan kota yang menyatu dengan kompleks DPR MPR. Dinas Tata Ruang DKI Jakarta pun tidak merekomendasikan pengoperasian mal dan pusat perbelanjaan baru di wilayah Jakarta Pusat dan Selatan, karena jumlahnya sudah mencukupi kebutuhan.




Sumber: berita jakarta

Bus Tingkat Pariwisata Resmi Beroperasi Hari Ini


Mulai hari ini, Senin (24/2) Bus Tingkat Pariwisata Beroperasi Hari Ini warga Jakarta sudah bisa menikmati bus tingkat wisata atau double decker untuk keliling Jakarta. Setidaknya ada lima unit yang dioperasikan untuk satu rute. Kelima bus tersebut akan melayani warga mulai pukul 09.00 hingga 21.00.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, warga Jakarta sudah dapat menikmati bus tingkat sejak pukul 09.00 tadi. Start pertama yakni di Monas Barat Daya. "Iya benar, hari ini jam 09.00 bus tingkat mulai beroperasi dari Monas Barat Daya," kata Arie, Senin (24/2).

Dikatakan Arie, berdasarkan evaluasi ujicoba yang dilakukannya selama sepekan kemarin menunjukkan rute yang dilalui aman dengan ketinggian bus hingga empat meter tersebut. Ujicoba dilakukan juga untuk membiasakan awak bus dalam melayani penumpang. Setidaknya ada empat petugas diantaranya sopir, onboard, guide, dan polisi pariwisata.

Namun ujicoba lebih ditujukan untuk sopir, terlebih yang dipilih merupakan pramudi baru dan semuanya berjenis kelamin perempuan. Pemilihan pramudi perempuan diharapkan tidak mengemudi dengan ugal-ugalan, menginggat yang dikendarainya adalah bus wisata. Kecepatan yang dijalankan rata-rata hanya 10-20 km per jam. Ada 12 pramudi yang direkrut secara terbuka, mereka mendapatkan gaji hingga 3,5 kali upah minimum provinsi (UMP) DKI yang sebesar Rp 2,4 juta.

Salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki para petugas adalah mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik. Sebab, turis mancanegara adalah sasaran utama bus tingkat wisata ini. Para petugas dibagi menjadi dua shift, agar tidak kelelahan. Di sisi lain, dalam operasional bus tingkat wisata hari pertama ini, akan langsung digunakan warga. "Tidak lagi pakai acara seremonial, langsung bisa digunakan warga," kata Arie.

Rute yang ditempuh yakni mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Sarinah-Museum Nasional-Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Masjid Istiqlal-Istana Merdeka-Monas-Balaikota-Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI. Bus hanya akan berhenti di setiap halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Untuk tiga bulan pertama, penumpang tidak dikenakan tiket. Selanjutnya tiket akan disebar di hotel-hotel yang dilintasi bus tingkat wisata, seperti Hotel Kempinski, dan lainnya.

Untuk memulai perjalanan, semua bus tingkat wisata akan parkir di Silang Barat Daya Monas. Waktu tempuh tiap bus berjarak 30 menit. Double decker memiliki ukuran, panjangnya 13,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter. Bus ini memiliki kapasitas 60 tempat duduk dan dua diantaranya diperuntukkan khusus untuk penyandang disabilitas.

Deck dan pintu sengaja dibuat pendek dan berada di sebelah kiri, agar ramah untuk penyandang disabilitas dan orang tua. Spesifikasi lain yang membuat bus ini ramah penyandang disabilitas adalah melintas di jalur lambat, bukanlah jalur Transjakarta. Beberapa fasilitas yang dimiliki dobel decker, seperti pendingin udara, pengeras suara, CCTV, lengkap dengan video pariwisata.



Sumber: berita jakarta