Kamis, 22 Mei 2014

Pameran Flona Targetkan 500 Ribu Pengunjung



Pameran Flona Targetkan 500 Ribu Pengunjung

Pameran Flona Targetkan 500 Ribu Pengunjung
REPORTER : ERNA MARTIYANTI | EDITOR : ERIKYANRI MAULANA | JUMAT, 23 MEI 2014 00:59 WIB | DIBACA 167 KALI

Pameran Flora dan Fauna (Flona) 2014 kembali digelar. Acara tahunan ini rencananya akan dibuka secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/5). Sebanyak 273 stand akan memeriahkan acara yang digelar selama satu bulan ini. Acara yang digelar sebagai rangkaian HUT ke-487 Jakarta ini ditargetkan jumlah pengunjung yang datang mencapai 500 ribu orang.

" Kita targetkan jumlah pengunjung mencapai 500 ribu orang selama satu bulan pelaksanaannya. Diperkirakan saat akhir pekan jumlah pengunjung mencapai 10 ribu orang"
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar mengatakan, jumlah stand di Flona 2014 mencapai 273 unit. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 270 stand. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55 stand digratiskan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di ibu kota. Selain itu, 13 stand diantaranya merupakan milik Pemprov DKI Jakarta.

"Kegiatan ini akan digelar selama satu bulan yakni dari 23 Mei hingga 22 Juni mendatang. Jumlah stand yang ikut pun bertambah dari tahun sebelumnya yakni mencapai 273 stand," kata Nandar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/5).

Dikatakan Nandar, tema yang diambil kali ini yakni Hijau Kota Ku. Usai dibuka secara resmi oleh Gubernur Joko Widodo, warga bisa langsung menikmati bursa tanaman hias, herbal, serta hewan. Pada kesempatan kali ini bursa tanaman hias mendominasi hingga 80 persen. Kemudian bursa hewan hanya sebanyak 15 persen dan dua persen adalah tanaman hias. Sedangkan sisanya adalah produk lainnya.

Menurut Nandar, selain bursa tanaman dan hewan, dalam kegiatan ini juga akan ada penyuluhan terhadap UKM. Terlebih pihaknya menyediakan 55 stand gratis untuk UKM. Beberapa acara yang digelar di Flona 2014 seperti kontes Antorium, Adinium, Sansivera, Aglonema, gethering para pecinta hewan, sarasehan, serta konsultasi gratis pemeliraan hewan.

"Kita targetkan jumlah pengunjung mencapai 500 ribu orang selama satu bulan pelaksanaannya. Diperkirakan saat akhir pekan jumlah pengunjung mencapai 10 ribu orang. Semoga acara ini dapat menampung keinginan masyarakat DKI terutama pecinta tanaman dan hewan," ujar Nandar.

Sementara untuk target transaksi diharapkan bisa lebih dari tahun sebelumnya. Pada pelaksanaan Flona 2013, total transaksi mencapai Rp 2,6 miliar, padahal semula hanya ditargetkan sebesar Rp 1 miliar saja. "Transaksi kita harapkan minimal sama seperti tahun lalu, atau bisa meningkat," ucapnya.

Pameran ini diharapkan dapat menjadi oasis bagi para pencinta tanaman dan hewan peliharan. Sehingga terjadi interaksi antara petani, hobies, pemerhati dan pekerja dibidang lingkungan. Interaksi ini tentunya diharapkan berujung pada jual beli antara mereka.

Kabid Peran Serta Masyarakat Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Heru Bambang menambahkan, kegiatan Flona memang identik digelar di Lapangan Banteng. Kegiatan ini telah digelar sebanyak 29 kali sejak tahun 1983. Sehingga tahun ini pun tetap diselenggarakan di lokasi yang sama. Ke depan diharapkan setiap wilayah bisa menggelar Flona.

"Kita sudah berpikir agar kegiatan Flona diadakan di tingkat wilayah. Itu bisa juga untuk mempromosikan lokasi lain, seperti Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio," kata Bambang.



Sumber: beritajakarta

Proyek Normalisasi Kali Ciliwung Diprotes Warga



Proyek Normalisasi Kali Ciliwung Diprotes Warga

Proyek normalisasi Kali Ciliwung di Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, diprotes sejumlah warga di pinggir Kali Ciliwung, RT 10/16, Kamis (22/5). Alasannya, pihak kontraktor tak berkoordinasi dengan warga saat pemasangan patok di atas tanah warga.

" Kita akan koordinasi dengan Kementerian PU, terkait tuntutan warga ini. Proyek sementara dihentikan, sambil menunggu jawaban dari PU"
Dalam aksinya warga yang berjumlah sekitar 11 orang, membentangkan sejumlah poster, yang berisi penolakan proyek sebelum dilakukan pembebasan lahan.

Bahkan, sejumlah warga mencabut patok yang ditancapkan kontraktor di atas lahan mereka. Kemudian warga menaiki alat berat dan memaksa pekerja menghentikan proses normalisasi Kali Ciliwung.

Bachtiar (62), warga setempat yang juga pemilik lahan seluas 1.600 meter persegi, menuturkan, aksi protes ini dilakukan karena warga tersinggung dengan sikap kontraktor yang menggarap proyek normalisasi Kali Ciliwung. Sebab, sebelum memasang patok, kontraktor datang dengan dikawal dua oknum anggota TNI. Patok yang terbuat dari pipa dipasang begitu saja dengan jarak 30 meter dari bantaran Ciliwung.

"Padahal, lahan seluas 1 hektare yang dipatok ini merupakan milik empat warga. Yakni dua pemilik masih hidup dan dan dua lainnya adalah ahli waris," ujar Bachtiar, Kamis (22/5).

Ia bersama warga lainnya, kata Bachtiar, bukan tak mendukung program pemerintah pusat yang melakukan normalisasi Ciliwung. Akan tetapi, harus ada prosedur dan aturan main yang dilakukan kontraktor. Namun sayangnya, saat mematok di atas lahan miliknya, kontraktor tak koordinasi.

Pematokan dilakukan dua kali, yakni 3 bulan lalu dan sepekan lalu. Warga sebenarnya marah dengan sikap kontraktor namun karena tak mau ribut, warga memilih diam. Namun hal ini malah dimanfaatkan kontraktor untuk memasang patok.

"Seminggu lalu kontraktor datang ke warga meminta izin untuk melakukan pengerukan kali. Tapi kok kenapa mereka membawa dua anggota TNI? Memang ini zaman orde baru. Ini kan zaman reformasi, saya tetap tidak izinkan," ujar Bachtiar.

Pelaksana Proyek, Didik Sustiono, mengatakan, akan koodinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum terkait tuntutan warga. Sebab proyek normalisasi Ciliwung ini merupakan hajat pemerintah pusat.

"Kita akan koordinasi dengan Kementerian PU, terkait tuntutan warga ini. Proyek sementara dihentikan, sambil menunggu jawaban dari PU," ucapnya.

Menurutnya, alat berat jenis becho, sudah satu minggu disiagakan di tempat tersebut, untuk pengerukan Ciliwung.



Sumber: berita jakarta