Minggu, 02 Februari 2014

Leptospirosis Ancaman Setelah Banjir


Banjir yang menerjang kota Jakarta sejak beberapa pekan lalu rupanya masih menyisakan berbagai persoalan baik bagi pemerintah maupun bagi para korban banjir. Salah satunya, mengenai ancaman penyakit yang kerap timbul pasca banjir, seperti leptospirosis atau penyakit kencing tikus.

"Jadi, saat banjir itu kan tikus lari kemana-mana, dan pasti kencing. Nah air yang terkontaminasi dengan urin tikus ini ada bakterinya dan bahaya kalau terkena bagian tubuh yang sedang luka," ujar Kurnianto Amin, Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Selatan, Sabtu (1/2).

Dikatakan Kurnianto, bakteri yang terkandung di urin tikus bisa bertahan di derajat keasaman (pH) normal dengan jangka waktu 4 minggu. Masa inkubasi dari leptospirosis sendiri antara 2 sampai 3 minggu. "Harus dikenali gejala awal dari penyakit ini," ucapnya.

Pada gejala awal, kata Kurniato, biasanya penderita akan mengalami nyeri di kepala, nyeri otot, dan badan menggigil. Jika sudah dalam tahap lanjut, gejala terkadang disertai dengan adanya pendarahan, gagal ginjal, dan penyakit kuning.

Oleh karena itu, imbuh Kurnianto, jika ada warga korban banjir yang mulai kurang sehat segera datang ke pos-pos kesehatan atau puskesmas terdekat. "Kalau mulai kurang sehat langsung ke pos kesehatan atau puskesmas, biar bisa dideteksi lebih dini, kan gratis juga," tuturnya.

Ditambahkan Kurnianto, untuk tahap awal pengobatannya cukup mudah. Penderita hanya harus mengkonsumsi obat antibiotik. "Itu kalau awalnya saja minum antibiotik juga sembuh. Makanya jangan sampai parah," ucapnya.

Sebagai langkah pencegahan, lanjut Kurnianto, warga harus berhati-hati saat melewati genangan. Sementara itu, pihaknya sudah menyiapkan cairan antiseptik untuk lisoliasi saat banjir mulai surut. "Nanti kita lisoliasi, air sumurnya dikaporitisasi, dan setelah surut benar baru di fogging,"

Ketua RT Diduga Gelapkan Bantuan Banjir


Ketua RT Ad alias Rembo Diduga Gelapkan Bantuan Banjird,,,sungguh tidak patut ditiru. Sebagai Ketua RT 13/03 Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, ia bukannya menjaga amanah bantuan banjir dari para dermawan, justru malah diduga menggelapkan bantuan tersebut.

Sejumlah bantuan korban banjir yang diduga digelapkannya berupa beras, mie instan, susu dan air mineral, yang semuanya mencapai dua mobil boks. Seluruh bantuan tersebut disimpan di kawasan Prumpung, Cipinang Besar Utara, Jatinegara.

"Masa bantuan korban banjir disimpan di Prumpung, jauh banget. Jangan-jangan dijualin itu bantuannya. RT lain saja semuanya disimpan di posko pengungsian, sehingga warga yang butuh langsung diberikan," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Jumat (31/1).

Warga menduga, kejadian seperti itu sudah sering dilakukan, karena bantuan dari berbagai pihak mendadak hilang dari posko banjir. Setelah diselidiki, diduga bantuan tersebut digelapkan oleh oknum ketua RT tersebut. Karena kesal, warga pun melaporkan kejadian itu ke pihak kelurahan dan kecamatan. Sejauh ini, Rembo sendiri belum dapat dikonfirmasi atas dugaan tersebut. Karena yang bersangkutan sulit ditemui.

Wakil Lurah Kampung Melayu, Nazimudin membenarkan, adanya kasus tersebut. Pihaknya langsung memproses dugaan penggelapan bantuan korban banjir yang dilakukan oleh oknum Ketua RT 13/03 Kampung Pulo. Hasil pemeriksaan, diketahui memang sejumlah barang bantuan korban banjir itu disimpan di salah satu rumah saudara Rembo di Prumpung. Saat ditanya, Rembo berdalih karena rumahnya kebanjiran sehingga bantuan diamankan di rumah saudaranya tersebut.

Namun, karena mencurigakan pihak kelurahan meminta Rembo membuat surat pernyataan tidak melakukan penggelapan bantuan korban banjir. Selanjutnya kasus tersebut diserahkan ke Polsek Jatinegara. "Kasusnya sudah kita serahkan ke Polsek Jatinegara, karena diduga ada unsur pidananya. Yang bersangkutan juga sudah membuat pernyataan tidak menjual barang-barang bantuan korban banjir," ujar Nazimudin.

Bahkan, dalam surat pernyataannya. Ia mengaku telah menyalurkan bantuan ke warga korban banjir di RW 02 dan 03 Kampung Pulo, lengkap dengan dokumentasinya.

Camat Jatinegara, Sofyan Taher menegaskan, pihaknya menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian karena menyangkut ranah hukum. Ia juga meminta agar Rembo dipecat dari pengurus RT untuk mencegah hal-hal tak diinginkan. Apalagi kabar beredar di masyarakat, aksi penggelapan itu sering dilakukan saat musim banjir.

"Kalau terbukti bersalah pecat saja, tapi yang pantas memecatnya adalah warga. Karena yang memilih dia jadi ketua RT warganya. Kami juga sudah minta pada Polsek Jatinegara untuk menindaklanjuti kasus ini. Apalagi yang bersangkutan telah mengakui memindahkan bantuan korban banjir ke Prumpung dengan alasan untuk pengamanan,"

Sumber: berita jakarta

Tanggul Di Pantai Utara Jakarta akan diperkuat


Salah satu cara mengantisipasi banjir, khususnya rob yang kerap melanda wilayah Jakarta Utara, tahun ini, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI akan membangun kembali tanggul di pantai utara Jakarta. Terlebih hingga kini sepanjang 6 kilometer pantai utara Jakarta belum ditanggul.

Kepala Dinas PU DKI, Manggas Rudi Siahaan mengatakan, untuk penanganan rob, pihaknya akan memasang sheetpile sepanjang 6 kilometer di pantai utara Jakarta untuk mengatasi rob. "Diharapkan ini bisa mengurangi dampak rob yang sering melanda wilayah Jakarta Utara," ujar Manggas, Minggu (2/2).

Dikatakan Manggas, piaknya juga akan melengkapi pintu air dan pompa dengan kapasitas besar di enam sungai mulai dari, Kali Kamal Muara, Kali Angke, Kali Karang, Kali Marina, Kali Sentiong dan Kali Sunter. "Kalau sheetpile sepanjang 6 kilometer di pantai utara ini rampung, ditambah dengan pompa air kapasitas besar, maka diharapkan masalah rob itu bisa teratasi," katanya.

Rencananya, sambung Manggas, pekerjaan tersebut akan dilakukan mulai tahun ini dan rampung pada pertengahan 2016 mendatang. Karena untuk proses pekerjaan memakan waktu dua hingga tiga tahun ke depan.

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PU untuk pengerukan 13 sungai yang ada di Jakarta. Sehingga banjir di ibu kota bisa berkurang meski secara bertahap. "Kemudian kita juga minta pengerukan sungai-sungai termasuk penguatan tanggul, karena ini di bawah kewenangan Kementerian PU," katanya.

Untuk penanganan banjir lainnya, sambung Manggas, yakni memperbaiki seluruh pompa yang rusak akibat terendam banjir. "Seluruh pompa yang ada di pintu air di Jakarta sesuai dengan standar. Jadi memang harus ada perawatan,"