Akibat meluapnya tiga sungai yaitu Sungai Ciliwung, Sungai Sunter dan
Sungai Cipinang, sebanyak 5 kecamatan di Jakarta Timur terendam banjir.
Masing-masing yaitu Kecamatan Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Rebo,
Makasar dan Cakung. Banjir juga melumpuhkan sejumlah akses jalan, karena
badan jalan telah berubah menjadi genangan.
Selain merendam
ribuan rumah di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan
Jatinegara, banjir juga melumpuhkan Jl Jatinegara Barat. Sebanyak 3.787
warga telah mengungsi ke sejumlah tempat yaitu, Sudin Kesehatan Jakarta
Timur, Gereja Okoinonia, Masjid At Tawabin, RS Hermina, Sekolah Santa
Maria, kantor kelurahan dan sebagainya.
Jl Jatinegara Barat,
sudah digenangi air sejak tadi malam sekitar pukul 24.00 dan hingga
siang ini ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Saat ini, lalulintas
telah dialihkan melalui Jl Jatinegara Timur, untuk menuju Jl Matraman.
Demikian halnya Jl Otista Raya, lumpuh akibat diterjang banjir dengan
ketinggian 50 sentimeter. Kondisi serupa juga terjadi di Jl Pusdiklat
Depnaker Makasar.
Berdasarkan data di Kelurahan Kampung Melayu,
warga mengungsi di beberapa titik. Yakni di tenda yang dibangun di Jl
Jatinegara Barat sebanyak 863 jiwa, kantor Sudinkes Jakarta Timur 963
jiwa, GOR Jakarta Timur 566 jiwa. Kemudian di Kelurahan Kampung Melayu
224 jiwa, SDN 01 Kampung Melayu 129 jiwa, Masjid At-Tawabin 101 jiwa,
RS Hermina 183 jiwa, Gereja Okoinonia 305 jiwa, SMPN 26 sebanyak 157
jiwa dan di Pos RW 03 ada 86 jiwa. Kemudian di Mushalla Khairul Anam 75
jiwa dan di gedung SDN Balimester 02 sebanyak 135 jiwa.
Lurah
Kampung Melayu, Bambang Pangestu mengatakan, saat ini ketinggian air
dari Ciliwung berkisar 40-450 sentimeter. "Warga sudah kita ungsikan
sejak kemarin sore hingga tadi malam. Karena semalam masih ada warga
yang memilih bertahan di rumah, akhirnya kita evakuasi paksa demi
keselamatan warga," ujar Bambang, Sabtu (18/1).
Di Kecamatan
Makasar, banjir hampir terjadi di lima kelurahan yakni, Kelurahan
Makasar, Kebon Pala, Halim Perdana Kusuma, Pinang Ranti dan Cipinang
Melayu. Jumlah warga yang terkena dampak pun mencapai ribuan. Tercatat
di Kelurahan Cipinang Melayu ada 540 jiwa, Makasar 320 jiwa. Kemudian di
Kelurahan Pinangranti 72 jiwa, Halim Perdana Kusuma 81 jiwa dan Kebon
Pala 1.000 jiwa.
"Namun, tidak ada warga mengungsi. Banjir ini
akibat luapan dari Kali Cipinang dan Kali Sunter," kata Ary Sonjaya,
Camat Makasar.
Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari Gubernur
DKI Jakarta, Joko Widodo. Bantuan tersebut untuk korban banjir di
Kelurahan Makasar berupa 25 karung beras yang totalnya sebanyak 1 ton.
Kemudian 3 dus buku tulis atau 24 lusin dan sejumlah peralatan tulis
lainnya.
Di Kecamatan Pasar Rebo, banjir terjadi di lima
kelurahan. Yakni Kelurahan Pekayon, banjir setinggi 50-100 sentimeter,
luapan dari Kali Cipinang. Yakni di RT 02, 04, 05 dan 10 RW 07.
Akibatnya 55 kepala keluarga (KK) atau 95 jiwa terkena dampaknya.
Kemudian di RT 13/09 sebanyak 15 KK atau 35 jiwa. Hal ini akibat luapan
dari Situ Pedongkelan dengan ketinggian 60 sentimeter.
Di
Kelurahan Kalisari, banjir terdapat di RT 05, 06 RW 11. Sedikitnya ada
50 KK atau 218 jiwa yang terkena dampaknya. Kemudian di RT 06/03
sebanyak 30 KK atau 72 jiwa. Ketinggian genangan berkisar 40-70
sentimeter.
Selanjutnya di Kelurahan Cijantung, banjir terdapat
di RT 06/10. Di Kelurahan Baru terdapat di RW 06, sebanyak 10 KK atau 31
jiwa dengan ketinggian air sekitar 40 sentimeter. Selain itu di
Kelurahan Gedong terdapat di RT 04/02, RT 01/11 dan RT 01/03 yang
seluruhnya sebanyak 25 KK atau 65 jiwa. Ketinggian air mencapai 150
sentimeter.
"Namun sejauh ini tidak ada warga mengungsi. Karena
air ini terus melintas ke dataran lebih rendah di wilayah lain. Korban
banjir juga mendapatkan bantuan makanan dari Pemerintah Kota
Administrasi Jakarta Timur. Bahkan, Gubernur DKI juga memberikan bantuan
beras dan peralatan sekolah bagi korban banjir," ucap Wahyu Supriyatna,
Camat Pasar Rebo.
Di Kecamatan Cakung, banjir terjadi di enam
kelurahan. Masing-masing di Kelurahan Pulogebang terdapat di lima RW.
Akibatnya 210 KK harus mengungsi. Ketinggian air berkisar 40-100
sentimeter. Para korban banjir sudah mendapatkan bantuan berupa beras,
mie instan, minyak goreng, sarden, kecap dan selimut. Seluruh bantuan
dari Dinas Sosial DKI dan PMI.
Untuk Kelurahan Cakung Barat,
banjir merendam empat RW dengan ketinggian air 40-100 sentimeter dari
Kali Cakung. Namun, tidak ada warga yang mengungsi. Banjir terdapat di
RW 01, 03, 07 dan 08. Kemudian di Kelurahan Rawa Terate, banjir terdapat
di tiga RW. Yakni RW 04, 05 dan 06. Ketinggian air 40-200 sentimeter.
Akibatnya 530 jiwa harus mengungsi. Yakni di Masjid Istiqomah dan mess
karyawan PT Kramayudha sebanyak 320 orang, kantor Kelurahan Cakung Barat
60 orang dan di tenda Jl Cakung Barat sebanyak 150 orang.
"Selain
itu banjir juga terjadi di Kelurahan Cakung Timur, yakni di RW 10 dan
12. Ketinggian air 60 sentimeter. Di Kelurahan Jatinegara, banjir
terjadi di RW 10 dengan ketinggian air sekitar 30-50 sentimeter, yang
menggenangi 35 rumah. Namun tak ada warga mengungsi. Selanjutnya di
Kelurahan Penggilingan terjadi di RW 05, 08 dan 15. Ketinggian genangan
20-100 sentimeter. Sekitar 200 jiwa terpaksa mengungsi di mess Suzuki
dan taman RT 13/05 dan pos RW 15," ujar Ali Murtadho, Camat Cakung..
Sementara,
puluhan warga RW 03 Cipinang Melayu, Makasar, yang menjadi korban
banjir, terpaksa mengungsi di pos RW dan Masjid Al Muqorobin. Namun,
sejak terjadi banjir pekan lalu, warga hanya sekali mendapatkan bantuan
makanan berupa nasi bungkus. Itupun jumlahnya tak sesuai dengan jumlah
pengungsi.
"Banyak warga kelaparan, karena bantuan hanya dari PMI
sebanyak 200 nasi bungkus. Padahal, warga kami yang mengungsi mencapai
900 jiwa," jelas Muchtar Usman, Ketua RW 03 Cipinang Melayu.
Untuk
mengatasi kekurangan bantuan, pihak RW mendirikan posko banjir di Jl
Raya Inspeksi Kalimalang. Pihaknya berharap ada uluran tangan dari
pengendara untuk memberikan bantuan semampunya dan seikhlasnya.