Kamis, 03 Maret 2016
Pasukan Katak (Kopaska) Terjun Susuri Saluran Air Cari Sampah Kabel
(Kopaska) Komando Pasukan Katak , pasukan khusus TNI AL, dari Komando
Armada Kawasan Barat dilibatkan untuk memantau saluran air di Jalan
Medan Merdeka Utara. Dua belas anggota Kopaska dengan peralatan lengkap,
seperti tabung oksigen, baju selam, hingga senter, terjun untuk
menyusuri gorong-gorong di depan Istana Kepresidenan.
Komandan Detasemen IV Satkopaska Koarmabar TNI AL Kapten Laut Edy Tirtayasa mengatakan pemantauan saluran air di kawasan ring satu itu merupakan perintah dari Panglima Komando Kawasan Barat Laksamana Muda A. Taufiq Rahman. "Panglima memerintahkan kami untuk membantu melihat kondisi saluran air," katanya, Kamis, 3 Maret 2016.
Belasan anggota Kopaska itu masuk saluran air melalui bak kontrol yang berbeda-beda. Mereka pun menyusuri saluran air yang tingginya sekitar 1,5 meter.
Edy menjelaskan penggunaan tabung oksigen diperlukan agar pasukannya dapat leluasa bernapas di saluran air. "Kami khawatir dengan kondisi udara di dalam saluran air," ujarnya.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengatakan untuk membersihkan saluran air di Jalan Medan Merdeka Utara, lembaganya perlu meminta izin ke bagian rumah tangga Istana Kepresidenan.
Komandan Detasemen IV Satkopaska Koarmabar TNI AL Kapten Laut Edy Tirtayasa mengatakan pemantauan saluran air di kawasan ring satu itu merupakan perintah dari Panglima Komando Kawasan Barat Laksamana Muda A. Taufiq Rahman. "Panglima memerintahkan kami untuk membantu melihat kondisi saluran air," katanya, Kamis, 3 Maret 2016.
Belasan anggota Kopaska itu masuk saluran air melalui bak kontrol yang berbeda-beda. Mereka pun menyusuri saluran air yang tingginya sekitar 1,5 meter.
Edy menjelaskan penggunaan tabung oksigen diperlukan agar pasukannya dapat leluasa bernapas di saluran air. "Kami khawatir dengan kondisi udara di dalam saluran air," ujarnya.
Hingga saat ini, kata Edy, pasukannya tak menemukan
adanya kulit kabel seperti di Jalan Medan Merdeka Selatan. "Sejauh ini
temuan kami hanya sampah dan lumpur," katanya.
Sebelumnya,
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga ada pihak yang ingin
Jakarta banjir. Sebab, di Jalan Medan Merdeka Selatan ditemukan adanya
kulit kabel hingga belasan truk. Akibatnya, kawasan Jalan Medan Merdeka
sempat tergenang air.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengatakan untuk membersihkan saluran air di Jalan Medan Merdeka Utara, lembaganya perlu meminta izin ke bagian rumah tangga Istana Kepresidenan.
Tim Khusus di bentuk Polisi Untuk Selidiki Kasus Kulit Kabel
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian mengakui pihaknya masih
mendalami penemuan kulit kabel dalam saluran air di Jalan Medan Merdeka
Selatan. Untuk melakukan penyelidikan, pihaknya membentuk tim khusus
dari Ditkrimsus bersama Sudin Tata Air dan PLN untuk mengusut tuntas
kasus ini.
"Pernah tahun 2014 ada yang melakukan pembangunan di sana, kemudian kelupasan kulit kabel ini tidak terangkat. Kalau nggak terangkat kenapa? Kita akan cek kontraktor-kontraktornya," ujar Tito, Rabu (2/3).
Dikatakan Tito, pihak kepolisian dan PLN sudah mengantongi sampel kabel utilitas tersebut. Kemudian akan diselidiki merek, jenis dan tahun pemasangan kabel.
"Intinya kita harus jawab, ini barang baru atau barang lama. Kalau barang lama kenapa tidak terangkat, kalau barang baru apa maksudnya," ucapnya.
Terkait kemungkinan adanya sabotase, Tito menolak untuk menyimpulkan. Hingga saat ini, penyelidikan kasus tersebut masih dalam proses.
"Nanti kita lihat bentuk pidananya seperti apa. Apakah berhubungan dengan masalah lingkungan, bisa saja," tandasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama enggan berkomentar banyak saat ditanya kasus tersebut. Basuki sepenuhnya menyerahkan penyidikan penemuan kulit kabel itu kepada pihak kepolisian.
" Nanti kita lihat bentuk pidananya seperti apa. Apakah berhubungan dengan masalah lingkungan, bisa saja"Berdasar informasi awal yang dihimpun kepolisian, kulit kabel tersebut merupakan barang lama. Pada 2014 lalu, ada yang melakukan pembangunan di sekitar lokasi dan kulit kabel tersebut tidak terangkat.
"Pernah tahun 2014 ada yang melakukan pembangunan di sana, kemudian kelupasan kulit kabel ini tidak terangkat. Kalau nggak terangkat kenapa? Kita akan cek kontraktor-kontraktornya," ujar Tito, Rabu (2/3).
Dikatakan Tito, pihak kepolisian dan PLN sudah mengantongi sampel kabel utilitas tersebut. Kemudian akan diselidiki merek, jenis dan tahun pemasangan kabel.
"Intinya kita harus jawab, ini barang baru atau barang lama. Kalau barang lama kenapa tidak terangkat, kalau barang baru apa maksudnya," ucapnya.
Terkait kemungkinan adanya sabotase, Tito menolak untuk menyimpulkan. Hingga saat ini, penyelidikan kasus tersebut masih dalam proses.
"Nanti kita lihat bentuk pidananya seperti apa. Apakah berhubungan dengan masalah lingkungan, bisa saja," tandasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama enggan berkomentar banyak saat ditanya kasus tersebut. Basuki sepenuhnya menyerahkan penyidikan penemuan kulit kabel itu kepada pihak kepolisian.
Langganan:
Postingan (Atom)