Kawasan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, dikenal sebagai
Kampung Arab. kawasan tersebut terlebih dahulu jadi
hunian muslim India yang berasal dari Bengali. Namun, kemudian komunitas Arab asal Hadramaut, Yaman,
tinggal dan menetap di Pekojan,sehingga lebih dikenal sebagai Kampung Arab
Masjid Jami Annawier di Jalan Pekojan Raya No 71 yang didirikan tahun 1180 H atau 1760 M, yang hingga kini masih kokoh berdiri.Menjadi bukti fisik kehadiran komunitas Arab di Pekojan. Namun, jauh sebelum Masjid Annawier berdiri, komunitas muslim India dari Malabar telah membangun masjid lebih dulu di Pekojan yaitu, Masjid Al Anshor yang dibangun pada tahun 1648 M di Jl Pengukiran II, RT 06/04, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Masjid ini yang dulunya cukup luas dengan adanya makam yang diyakini sebagai makam para pendiri masjid tersebut, kini telah menyusut dengan ukurannya hanya menyisakan 12x12 meter. Halaman depannya pun hanya tersisa 5 meter dan hanya cukup untuk parkir motor jamaah.
Selain itu, lokasinya yang berada dalam gang berukuran satu setengah meter di tengah-tengah hunian penduduk berlantai dua semi permanen membuat keberadaan Masjid Al Anshor yang merupakan bangunan cagar budaya itu tak terlihat dari jalan.
Awalnya Masjid Al Anshor tidak memiliki kubah seperti masjid pada umumnya, tapi hanya beratapkan genting berbentuk prisma/segitiga. Sejarah Masjid Al Anshor didirikan oleh pedagang muslim India dan awalnya adalah mushola, dahulu di belakang halaman Masjid Al Anshor terdapat tiga makam yang diyakini makam pendiri masjid. Seiring perkembangan wilayah yang semakin padat dan lokasinya yang rawan banjir, pada tahun 1973 masjid cagar budaya itu akhirnya direhab. Kemudian pemugaran berlanjut pada tahun 1985 dengan meninggikan halaman masjid setinggi satu meter pada bagian depan hingga membuat arsitektur bangunan asli masjid berupa empat tiang penyangga kubah hilang.
saat ini material dari bangunan awal yang masih tersisa hanya jendela berkisi, pintu kayu dan palang kayu di atap bangunan masjid bagian belakang yang rutin digunakan sebagai tempat shalat warga. Sedangkan bagian depan masjid merupakan bangunan baru,
Namun, meskipun berada di dalam gang sempit yang hanya dapat dilintasi satu motor, banyak jamaah dari berbagai tempat atau pun warga sekitar yang tetap antusias shalat di tempat tersebut.
Masjid Jami Annawier di Jalan Pekojan Raya No 71 yang didirikan tahun 1180 H atau 1760 M, yang hingga kini masih kokoh berdiri.Menjadi bukti fisik kehadiran komunitas Arab di Pekojan. Namun, jauh sebelum Masjid Annawier berdiri, komunitas muslim India dari Malabar telah membangun masjid lebih dulu di Pekojan yaitu, Masjid Al Anshor yang dibangun pada tahun 1648 M di Jl Pengukiran II, RT 06/04, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Masjid ini yang dulunya cukup luas dengan adanya makam yang diyakini sebagai makam para pendiri masjid tersebut, kini telah menyusut dengan ukurannya hanya menyisakan 12x12 meter. Halaman depannya pun hanya tersisa 5 meter dan hanya cukup untuk parkir motor jamaah.
Selain itu, lokasinya yang berada dalam gang berukuran satu setengah meter di tengah-tengah hunian penduduk berlantai dua semi permanen membuat keberadaan Masjid Al Anshor yang merupakan bangunan cagar budaya itu tak terlihat dari jalan.
Awalnya Masjid Al Anshor tidak memiliki kubah seperti masjid pada umumnya, tapi hanya beratapkan genting berbentuk prisma/segitiga. Sejarah Masjid Al Anshor didirikan oleh pedagang muslim India dan awalnya adalah mushola, dahulu di belakang halaman Masjid Al Anshor terdapat tiga makam yang diyakini makam pendiri masjid. Seiring perkembangan wilayah yang semakin padat dan lokasinya yang rawan banjir, pada tahun 1973 masjid cagar budaya itu akhirnya direhab. Kemudian pemugaran berlanjut pada tahun 1985 dengan meninggikan halaman masjid setinggi satu meter pada bagian depan hingga membuat arsitektur bangunan asli masjid berupa empat tiang penyangga kubah hilang.
saat ini material dari bangunan awal yang masih tersisa hanya jendela berkisi, pintu kayu dan palang kayu di atap bangunan masjid bagian belakang yang rutin digunakan sebagai tempat shalat warga. Sedangkan bagian depan masjid merupakan bangunan baru,
Namun, meskipun berada di dalam gang sempit yang hanya dapat dilintasi satu motor, banyak jamaah dari berbagai tempat atau pun warga sekitar yang tetap antusias shalat di tempat tersebut.