Menteri PU, Djoko Kirmanto mengatakan, selain untuk konstruksi, pihaknya juga mengalokasikan dana Rp 15 miliar untuk supervisi dan manajemen konstruksi. Serta Rp 30 miliar untuk pembebasan tanah seluas 1,4 hektar.
Dikatakan Djoko, pembuatan sodetan Kali Ciliwung diserahkan kepada tiga kontraktor yakni Wijaya Karya (Wika) sebagai pelaksana pembangunan dengan nilai kontrak Rp 493 miliar. Kemudian konsultan dipegang oleh Indrakarya dengan nilai kontrak Rp 8,5 miliar. Selanjutnya untuk manajemen konstruksi diserahkan kepada Yodyakarta senilai Rp 5,7 miliar.
"Total yang dialokasikan untuk pembangunan mencapai Rp 545 miliar," kata Djoko, usai penandatanganan kontrak pekerjaan sodetan Ciliwung dengan kontraktor di Jakarta, Kamis (19/12).
Dana untuk pembangunan sodetan Kali Ciliwung berasal dari APBN, dengan sistem anggaran tahun jamak dari 2013-2015. Dengan adanya sodetan ini dapat mengurangi banjir di ibu kota. Karena dapat mengalirkan air minimal 60 meter kubik per detik menuju Kanal Banjir Timur (KBT). Pengalihan sebagian debit Kali Ciliwung tersebut dilakukan dengan memperhitungkan kapasitas sistem KBT sehingga tidak memindahkan masalah banjir ke tempat lain.
Pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke KBT ini dibagi dalam dua tahapan pekerjaan. Tahap pertama meliputi pembangunan terowongan air sepanjang 1,27 kilometer. Sedangan untuk tahap kedua akan dibangun inlet, outlet, dan normalisasi Kali Cipinang. Lokasi pekerjaan terletak di Jakarta Timur yang meliputi, Kecamatan Jatinegara, Kelurahan Bidara Cina, Kelurahan Cipinang Cempedak, dan Kelurahan Cipinang Besar Selatan.
"Pembuatan sodetan ini memang dalam rangka membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah banjir di ibu kota. Selain dengan sodetan ini, juga dilakukan normalisasi Kali Pesanggarahan, Angke, Sunter, dan Ciliwung," tandasnya.